Sunday 22 February 2009

Minggu 22 februari 2009

Acara sepedaan.com rute baros maning, memang baros masih menyimpan ribuan pesonanya, minggu depan jangan kebaros dulu yaa, kasian ma yang nyiapin makan ...!

minggu depan bisa kita coba rute yang belum pernah di lalui .... "Merak" bagus dan cukup menantang, kecuali ditentukan sebaliknya !

Let's ride

Thursday 4 December 2008

Renungan Jum'at



Mari Merenung, untuk kebaikan kita semua ....

Mata adalah penuntun dan hati adalah pendorong dan penuntut. Mata
memiliki kenikmatan pandangan dan hati memiliki kenikmatan pencapaian.
Keduanya merupakan sekutu yang mesra dalam setiap tindakan dan amal
perbuatan manusia, dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain.

Sungguh sedikit mereka yang melihat dengan mata mereka sendiri dan
merasakan dengan hati mereka sendiri.

Niat untuk selalu tampak indah dan menarik adalah suatu kewajaran,
namun Allah Maha Mengetahui segala yang melintas di hati kita, apabila
niat kita tergelincir kedalam kemaksiatan dan kesia-siaan bisa jadi
Allah akan memberikan jalan terbukanya bencana bagi kita, oleh
karenanya bersungguh-sungguhl ah berniat hanya untuk menggapai ridha Allah.

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah
menjadi manusia yang berguna.

Petualang Edisi Jum'at 7 Dzulhijjah 1429 H

Tuesday 2 December 2008

Petualang Juga Butuh Makan...

Menu yang beragam di Rumah Makan S. Rizki dengan lokasi dekat Kanwil DJP Banten..

Multi Etnis & culture

Orang mana yaa .... ? (Mr. Mahmud & chiem )


Perbedaan Etnis Bukan Suatu hambatan untuk masuk dalam suatu kelompok ( komunitas ), Barrier to entry akan terjadi biasanya pada diri individu itu sendiri, bagaimana bisa berinteraksi dengan individu yang lain dalam suatu kelompok, nyata adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh individu itu sendiri, pendekatan yang mungkin dilakukan adalah kesamaan hobby, dengan kesamaan ini memungkinkan terbentuknya komunitas. Pendekataan Tujuan, memiliki tujuan yang sama yaitu "mempererat tali silaturrahmi" dengan etika dan sopan santun yang dijunjung tinggi terjalin silaturrahmi yang erat akan terjalin persaudaraan yang nyaman.

Salam Petualang

Monday 1 December 2008

Laskar Petualang


Gunung Karang, Pandeglang Banten

Laskar Petualang sejati sedang mencari lokasi pembangunan villa, lokasi ini cocok banget untuk istirahat, disekitar perkampungan penduduk yang tidak terlalu padat, dan mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi kira kira 20 menit, ketinggian +/- 1200 M dari permukaan laut, disekitar lokasi banyak pohon Duren dengan cita rasa khas Pandeglang, cuman sayang pada saat laskar petualang tiba dilokasi sedang tidak musim.

Panorama yang dapat dilihat, kota Pandeglang ke arah selatan dan ujung kulon pulau jawa

Si Pitung

Si Pitung

Situs si pitung, lokasi di kp. Marunda Jakarta Utara,

Si Pitung



Kisah Si Pitung menggambarkan sosok pendekar Jakarta dalam menghadapi ketidakadilan yang ditimbulkan oleh penguasa Hindia Belanda pada masa itu.

Kisah ini diyakini nyata keberadaannya oleh para tokoh masyarakat Betawi terutama di daerah Kampung Marunda di mana terdapat Rumah dan Masjid lama.

Banten pada masa lalu merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka dan makmur. Banten yang berada di jalur perdagangan internasional, berinteraksi dengan dunia luar sejak awal abad Masehi. Kemungkinan pada abad ke-7 Banten sudah menjadi pelabuhan internasional. Dan sebagai konsekuensi logisnya, Islam diyakini telah masuk dan berakulturasi dengan budaya setempat sebagaimana diceritakan dalam berita Tome Pires pada tahun 1513. Banten pada abad ke 5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara adalah Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, yang ditemukan di kampung lebak di tepi Ci Danghiyang, Kecamatan Munjul, Pandeglang, Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman. Setelah runtuhnya kerajaan Tarumanagara akibat serangan kerajaan Sriwijaya, kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Kali Ciserayu dan kali Brebes dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda. Seperti diuraikan oleh Tome Pires, penjelajah Portugis, pada tahun 1513, pada jaman Kerajaan Sunda, Banten menjadi salah satu pelabuhan penting dari Kerajaan Sunda. Menurut sumber Portugis tersebut, Banten adalah salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Sunda Kalapa dan Cimanuk. Menurut naskah Bujangga Manik yang diukir pada daun lontar, yang disimpan di perpustakaan Bodleian sejak tahun 1627, bagian barat pulau Jawa sampai kali Brebes dan kali Serayu merupakan wilayah Kerajaan Sunda.
Ketika sudah menjadi pusat Kesultanan Banten, sebagaimana dilaporkan oleh J. de Barros, Banten merupakan pelabuhan besar di Asia Tenggara, sejajar dengan Malaka dan Makassar. Kota Banten terletak di pertengahan pesisir sebuah teluk, yang lebarnya sampai tiga mil. Kota itu panjangnya 850 depa. Di tepi laut kota itu panjangnya 400 depa; masuk ke dalam ia lebih panjang. Melalui tengah-tengah kota ada sebuah sungai yang jernih, di mana kapal jenis jung dan gale dapat berlayar masuk. Sepanjang pinggiran kota ada sebuah anak sungai, di sungai yang tidak seberapa lebar itu hanya perahu-perahu kecil saja yang dapat berlayar masuk. Pada sebuah pinggiran kota itu ada sebuah benteng yang dindingnya terbuat dari bata dan lebarnya tujuh telapak tangan. Bangunan-bangunan pertahanannya terbuat dari kayu, terdiri dari dua tingkat, dan dipersenjatai dengan senjata yang baik. Di tengah kota terdapat alun-alun yang digunakan untuk kepentingan kegiatan ketentaraan dan kesenian rakyat dan sebagai pasar di pagi hari. Istana raja terletak di bagian selatan alun-alun. Di sampingnya terdapat bangunan datar yang ditinggikan dan beratap, disebut Srimanganti, yang digunakan sebagai tempat raja bertatap muka dengan rakyatnya. Di sebelah barat alun-alun didirikan sebuah mesjid agung.
Pada awal abad ke-17 Masehi, Banten merupakan salah satu pusat perniagaan penting dalam jalur perniagaan internasional di Asia. Tata administrasi modern pemerintahan dan kepelabuhan sangat menunjang bagi tumbuhnya perekonmian masyarakat. Daerah kekuasaannya mencakup juga wilayah yang sekarang menjadi provinsi
Lampung. Ketika orang Belanda tiba di Banten untuk pertama kalinya, orang Portugis telah lama masuk ke Banten. Kemudian orang Inggris mendirikan loji di Banten dan disusul oleh orang Belanda.
Selain itu, orang-orang Perancis dan Denmark pun pernah datang di Banten. Dalam persaingan antara pedagang Eropa ini, Belanda muncul sebagai pemenang. Orang Portugis melarikan diri dari Banten (1601), setelah armada mereka dihancurkan oleh armada Belanda di perairan Banten. Orang Inggris pun tersingkirkan dari Batavia (1619) dan Banten (1684) akibat tindakan orang Belanda.

Mayoritas penduduk Provinsi Banten memiliki semangat religius ke-Islaman yang kuat dengan tingkat toleransi yang tinggi, Sebagian besar anggota masyarakat memeluk agama Islam, tetapi pemeluk agama lain dapat hidup berdampingan dengan damai.
Potensi dan kekhasan budaya masyarakat Banten, antara lain seni bela diri pencak silat, debus, rudad, umbruk, tari saman, tari topeng, tari cokek, dog-dog, palingtung dan lojor. Disamping itu juga terdapat peninggalan warisan leluhur antara lain Masjid Agung Banten Lama, Makam Keramat Panjang, Masjid Raya Al-Azhom dan masih banyak peninggalan lainnya.
Di Provinsi Banten terdapat suku masyarakat Baduy. Suku Baduy merupakan suku asli Sunda Banten yang masih terjaga tradisi anti modernisasi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya. Suku Baduy-Rawayan tinggal dikawasan Cagar Budaya Pegunungan Kendeng seluas 5.101,85 Ha di daerah Kenekes, kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Perkampungan masyarakat Baduy umumnya terletak di daerah aliran sungai Ciujung di pegunungan Kendeng. Daerah ini dikenal sebagai wilayah tanah titipan dari nenek moyang, yang harus dipelihara dan dijaga baik-baik, tidak boleh dirusak, tidak boleh diakui sebagai hak milik pribadi.
Selain keberadaan Suku Baduy yang menjadi daya tarik tersendiri, Provinsi Banten juga memiliki sejarah kebudayaan yang cukup besar dan terkenal sehingga menjadikan Banten sebagai wilayah tujuan wisatawan baik domestik maupun mancanegara dengan berbagai tujuan wisata alam maupun untuk kegiatan penelitian
Kondisi sosial budaya masyarakat Banten diwarnai oleh potensi dan kekhasan budaya masyarakatnya yang sangat variatif, mulai dari seni bela diri
pencak silat, debus, rudat, umbruk, tari saman, tari topeng, tari cokek, dog-dog, palingtung, dan lojor. Hampir semua seni tradisionalnya sangat kental diwarnai dengan etika Islam. Ada juga seni tradisional yang datang dari luar kota Banten, tapi semua itu telah mengalami proses akulturasi budaya sehingga terkesan sebagai seni tradisional Banten, misalnya seni kuda lumping, tayuban, gambang kromong dan tari cokek.